Senin, 29 September 2014

PERUBAHAN PADA IBU HAMIL


PERUBAHAN YANG TERJADI PADA IBU HAMIL

 Kehamilan Kehamilan adalah proses pertemuan dan persenyawaan antara spermatozoa dengan ovum yang menghasilkan zigot dan berakhir sampai permulaan persalinan.
  •   A. Uterus Uterus merupakan organ otot lunak yang mengalami perubahan cukup besar selama kehamilan. Selama kehamilan, serat otot uterus menjadi meregang dan bertambah besar, atau biasa disebut dengan istilah hyperplasia. Hal ini terjadi karena pengaruh dari kinerja hormon dan tumbuh kembang janin pula. 
  • Ukuran uterus sebelum hamil yaitu berkisar 7,5cmx5cmx2,5cm dan berkembang pesat menjadi 30cmx22,5cmx20cm selama kehamilan seiring pertumbuhan janin. Untuk berat uterus sendiri meningkat 20 kali dari semula, dari 60 gr menjadi 1000 gr (Steer & Johnson 1998).
  • B. Ovarium dan tuba falopii Selama kehamilan, ovulasi berhenti karena adanya peningkatan estrogen dan progesterone yang menyebabkan penekanan sekresi FSH dan LH dari hipofisis anterior. Corpus luteum akan mensekresi progesterone sampai usia kehamilan 10-12 minggu tepatnya setelah plasenta terbentuk dan berfungsi. Tuba falopii relatif tidak berubah.
  • C. Vulva dan vagina Produksi estrogen menyebabkan perubahan lapisan otot dan epithelium vagina sehingga menjadi lebih elastis. Selain itu, perubahan dari ephitelium tersebut menyebabkan peningkatan seksresi cairan vagina yang dinamakan Leccorhoea.
  • Sel epitel juga menyebabkan peningkatan kadar glikogen dan interaksi basil Doderlein’s yang memproduksi asam lebih untuk melindungi vagina dari serangan berbagai mikroorganisme karena pH vagina yang meningkat selama kehamilan dibandingkan dengan pada saat tidak hamil.
  • Pada trimester pertama payudara akan terasa penuh, perih dan lebih sensitive pada saat usia 4 minggu kehamilan. Estrogen dan progesterone adalah hormone utama yang paling berpengaruh terhadap perubahan payudara tersebut. Peningkatan estrogen menumbuhkan jaringan lemak, saluran mamae, alveoli dan puting susu. Progesteron memicu dalam pertumbuhan jaringan glandula dan alveoli lobular.
  • Setelah dua bulan payudara akan mulai membesar dan sirkulasi pembuluh darah meluas dengan pembuluh vena menjadi lebih terlihat di bawah kulit. Puting susu akan menjadi lebih besar dan lebih menonjol. Puting susu dan areola akan menjadi lebih gelap warnanya.
  • Kolostrum mulai muncul pada trimester kedua, warnanya bening kekuning-kuningan. Pertumbuhan payudara pun lebih besar lagi karena dipengaruhi oleh kelenjar mamae, dan berakhir pada usia kehamilan 20 minggu. Pada trimester III, pada payudara wanita terdapat striae karena adanya peregangan lapisan kulit. Hal ini terjadi pada 50 % wanita hamil. Selama trimester ini pula sebagian wanita mengeluarkan kolostrum secara periodik.
  • A. Progesteron Pada awal kehamilan dihasilkan oleh corpus luteum dan setelah itu secara bertahap dihasilkan oleh plasenta. Kadar hormon ini meningkat selama kehamilan dan menjelang persalinan mengalami penurunan. Produksi maksimum diperkirakan 250 mg / hari.
  • B. Estrogen Pada awal kehamilan sumber utama estrogen adalah ovarium. Selanjutnya estrone dan estradiol dihasilkan oleh plasenta dan kadarnya meningkat beratus kali lipat. Output estrogen maksimum adalah 30 – 40 mg / hari dan diantaranya 85% terdiri dari estriol. Kadar terus meningkat menjelang aterm.
  • C. Kortisol Pada awal kehamilan sumber utama adalah adrenal maternal dan pada kehamilan lanjut sumber utamanya adalah plasenta. Produksi harian 25 mg / hari. Sebagian besar diantaranya berikatan dengan protein sehingga tidak bersifat aktif. D. Aldosteron Hampir semuanya dihasilkan oleh kelenjar adrenal ibu. Terjadi peningkatan jumlah yang dihasilkan selama kehamilan. Berperan dalam mendukung retensi natrium dan air
  • E. Renin Aktivitas plasma renin 4 – 5 kali keadaan tidak hamil. Kadar angiostensin pada kehamilan normal meningkat. Pada kehamilan normal , terjadi penurunan sensitivitas terhadap efek hipertensi dari angiostensin. F. HCG Dihasilkan oleh trofoblas dan puncaknya dicapai sebelum minggu ke 16. Dari usia kehamilan 18 minggu, kadar hCG relatif konstan. Peranan fisiologis hCG tidak jelas, diduga mempunyai sifat tirotropik dan mengawali sekresi testosteron oleh sel Leydig
  • G. HUMAN PLACENTAL LACTOGEN Kadar hPL atau chorionic somatotropin ini terus meningkat seiring dengan pertumbuhan plasenta selama kehamilan. Hormon ini mempunyai efek laktogenik dan antagonis insulin
  • H. Relaxin Dihasilkan oleh corpus luteum. Dapat terdeteksi selama kehamilan namun kadar tertinggi dicapai pada trimester pertama. Peran fisiologi tidak jelas namun diduga berperan penting dalam maturasi servik I. Hormon Hipofisis Terjadi penekanan kadar FSH dan LH maternal selama kehamilan ; namun kadar prolaktin meningkat. Laktasi belum dimulai sampai persalinan berakhir dimana kadar prolaktin yang tinggi terus terjadi pada saat estrogen menurun.
  • Jumlah limfosit meningkat Mulai kehamilan 8mg terjadi kekebalan dengan adanya limposit – limposit. Bertambah usia kehamilan jumlahlimposit dalam darah perifer meningkat dan mulai terbentuk folikel – folikel limfe dimana-mana. Gamma-G berbentuk banyak dalam bulan kedua masa bayi, pada janin didapat dari ibunya yang disebut dengan kekebalan pasif. Pembentukan gamma –M sedininya pada usia kehamilan 5 bln dan gamma-A pada usia kehamilan 2 bln.
  • BAK cenderung menetapkan frekuensinya mulai dari kehamilan 6-12 minggu, pada usia kehamilan selanjutnya perubahan jaringan bagian bawah rongga panggul akan meningkatkan frekuensi BAK dari biasanya. Setelah 16 minggu pembesaran uterus akan membuat ureter menjadi dilatasi untuk menampung banyaknya urin.
  • Ukuran ginjal sedikit bertambah besar, vaskularisasi meningkat karena pengaruh progesteron. Laju filtrasi glomerulus dan aliran plasma ginjal meningkat pada awal kehamilan dan menurun pada akhir kehamilan. Glukosaria (kadar glukosa dalam urin) meningkat pada kehamilan.
  • Terjadi perubahan posisi lambung dan usus akibat perkembangan uterus. Penurunan tonus dan motilitas saluran gastro intestinal menyebabkan waktu pengosongan lambung menjadi lebih lama. Penyerapan makanan meningkat. Terjadi konstipasi yang dapat meningkatkan terjadinya haemoroid. Adanya refluks sekret-sekret asam ke esofagus menyebabkan terjadinya pirosis (nyeri ulu hati). Gusi menjadi melunak dan mudah berdarah (hiperemi).
  • Terdapat peningkatan mobilitas sendi sakroiliaka, sakrokoksigeal dan sendi pubis karena pengaruh hormonal. Perubahan postur menyebabkan rasa tidak nyaman di punggung bagian bawah.
  • Peningkatan curah jantung pada kehamilan 16 minggu sekitar 40-50% dari biasanya. Peningkatan volume darah 25-30%, sel darah merah bertambah 20% yang menyebabkan hemodilusi. Denyut nadi meningkat Cardiac output meningkat karena adanya peningkatan volume darah.
Terdapat sedikit peningkatan tekanan darah sampai umur kehamilan 30 minggu Peningkatan volume darah, bersamaan dengan distensi pada vena dan tekanan uterus menyebabkan oedema pada kaki, vulva dan saluran anal, sehingga beresiko terjadi 

Follow me at @cypptoe
Facebook at Fuji Uji Art-Fleece
Visit juga ni https://www.blogger.com/fujihartoajamana.blogspot.com
                                                                          FUJI HARTO 
 

JENIS PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN



JENIS PENYAKIT PADA SISTEM INTEGUMEN

1.KUDIS (Scabies)

Merupakan penyakit dengan gejala gatal (lebih pada malam hari). Sering muncul di tempat-tempat lembab di tubuh seperti misalnya, tangan, ketiak, pantat, kunci paha dan kadang di sela jari tangan atau kaki.

Pencegahan :
·      Pencegahan Primordial

Menerapkan perilaku hidup bersih

·      Pencegahan Primer

 Menjaga kebersihan kulit,

·       Pencegahan Sekunder

 Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan  obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.

·      Pencegahan Tersier

Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.

Tanda dan Gejala Kudis
Ketika seseorang menderita penyakit kudis untuk pertama kalinya, akan memakan waktu empat sampai enam minggu untuk kulit bereaksi. Gejala yang paling umum adalah:
  • Rasa gatal, terutama pada malam hari
  • Bentol / bintil merah seperti jerawat
  • Kulit lecet atau melepuh
  • Kulit luka yang disebabkan oleh garukan


2. PANU (Tenia Vesticolor)
Panu atau Tinea versicolor merupakan salah satu penyakit kulit yang disebabkan oleh jamur. Penyakit panau ditandai oleh bercak yang terdapat pada kulit disertai rasa gatal pada saat berkeringat. Bercak-bercak ini bisa berwarna putih, coklat atau merah tergantung kepada warna kulit penderita. Beda halnya dengan jerawat yang terlihat menonjol di kulit, panu justru tidak menonjol dan biasanya akan terasa gatal apalagi bila terkena keringat. Jamur yang menyebabkan panau adalah Candida albicans.
Pencegahan :
·       Pencegahan Primordial

Menerapkan perilaku hidup bersih

·        Pencegahan Primer

Menjaga kebersihan kulit,

·        Pencegahan Sekunder

Dengan obat anti jamur yang dijual di pasaran, dan dapat juga diobati dengan obat-obatan tradisional seperti daun sirih yang dicampur dengan kapur sirih dan dioleh pada kulit yang terserang Panu.

·         Pencegahan Tersier

Penyakit panu dapat tertular melalui kontak secara tidak langsung, misalnya dari sprei, baju, handuk, atau benda apapun yang terkontak sama halnya dengan penyakit scabies. Oleh karena itu perlu isolasi bagi penderita panu agar tidak menularkannya ke orang lain. Caranya dengan menjaga kebersihan terutama benda-benda yang dipakai oleh penderita.


Tanda dan Gejala Panu
Tanda dan gejala dari penyakit panu biasanya akan timbul ruam kulit dalam berbagai ukuran dan warna, lalu di tutupi oleh sisik halus dengan rasa gatal. Terkadang timbul tanpa adanya keluhan dan hanya gangguan kosmetik saja. Warna-warna ruam kulit pada penyakit panu ini tergantung dari pigmen normal kulit penderita, paparan sinar matahari dan lamanya penyakit. Namun, terkadang warna ruam kulit sulit untuk dilihat. Tinea versicolor dapat terjadi di mana saja seperti di permukaan kulit, lipat paha, ketiak, leher, punggung, dada, lengan dan wajah.




3. KUSTA
Penyakit Hansen atau Penyakit Morbus Hansen yang dahulu dikenal sebagai penyakit kusta atau lepra adalah sebuah penyakit infeksi kronis yang sebelumnya, diketahui hanya disebabkan oleh bakteri Mycobacterium

Pencegahan :
·        Pencegahan Primer

Pencegahan primer dilakukan pada kelompok orang sehat yang belum terkena penyakit kusta dan memiliki risiko tertular karena berada di sekitar atau dekat dengan penderita seperti keluarga penderita dan tetangga penderita, yaitu dengan memberikan penyuluhan tentang kusta. Penyuluhan yang diberikan petugas kesehatan tentang penyakit kusta adalah proses peningkatan pengetahuan, kemauan dan kemampuan masyarakat yang belum menderita sakit sehingga dapat memelihara, meningkatkan dan melindungi kesehatannya dari penyakit kusta. Sasaran penyuluhan penyakit kusta adalah keluarga penderita, tetangga penderita dan masyarakat(Depkes RI, 2005).



·       Pencegahan Sekunder

Sampai pengembangan dapson, rifampin, dan klofazimin pada 1940an, tidak ada pengobatan yang efektif untuk kusta. Namun, dapson hanyalah obat bakterisidal (pembasmi bakteri) yang lemah terhadap M. leprae. Penggunaan tunggal dapson menyebabkan populasi bakteri menjadi kebal. Pada 1960an, dapson tidak digunakan lagi. Pencarian terhadap obat anti kusta yang lebih baik dari dapson, akhirnya menemukan klofazimin dan rifampisin pada 1960an dan 1970an.


Tanda dan Gejala
*Tanda - tanda pada kulit, Rasa kesemutan, tertusuk-tusuk dan
*Bercak/ kelainan kulit yang merah atau putih di bagian tubuh
*Bercak yang tidak gatal dan kulit mengkilap
*Adanya bagian tubuh yang tidak berkeringat atau tidak berambut
*Lepuh tidak nyeri,  Adanya cacat dan luka yang tidak mau sembuh
*Tanda-tanda pada saraf, Gangguan gerak anggota badan atau bagian muka.


4. DERMATITIS KONTAK
            Peradangan kulit yang akut atau kronik akibat terpajan iritan ( dermatitis iritan) atau alergen (dermatitis alergik). Lokasi dermatitis di kulit sesuai dengan tempat pajanan.
Penyebab :
·         Pencegahan primordial :
Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab DKI dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap DKI.
·         Pencegahan primer :
 Menghindari pajanan.
·         Pencegahan sekunder
Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal.
·       Pencegahan tersier
Penyakit dermatitis kontak adalah penyakit yang disebabkan oleh suatu allergen seperti deterjen, oleh sebab itu penggunaan sarung tangan dalam hak ini sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan kembali.

Tanda dan Gejala


Dapat ditandai dengan bercak eritemetosa yang berbatas jelas kemudian diikuti edema, papulovesikel, vesikel atau bula. Vesikel atau bula dapat pecah menimbulkan erosi dan eksudasi / basah, dapat bersifat akut dan di tempat tertentu misalnya pada kelopak mata, penis skrotum, eritema dan edema lebih dominan dari pada vesikel. Pada dermatitis kontak yang kronis terlihat kurit kering, berskuama, papul, lekinifikasi dan mungkin juga fisur dan batasnya tidak jelas.


5. DERMATITIS ATOPIK
            Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun jarang.

Pencegahan :
·       Pencegahan primordial

Segala jenis bahan kimia maupun larutan rumah tangga dapat menyebabkan Dermatitis, apabila terpapar secara rutin dalam jangka panjang. Cuci tangan secara rutin menggunakan sabun dapat menjadi faktor penyebab Dermatitis dan penyebab lain dapat berupa suhu, kelembaban, maupun mikroorganisme seperti jamur. Kekeringan dan kondisi kulit yang kering dapat menjadi faktor yang memperbesar kerentanan seseorang terhadap Dermatitis.

·       Pencegahan primer

Menghindari iritan atau alergen.

·       Pencegahan sekunder

Kompres dengan air dingin untuk mengurangi peradangan, rendam/mandi bubur gandum dengan bahan kimia yang menyejukkan dapat meredakan penyakit. Antihistamin dapat digunakan untuk mengurangi gatal. Steroid topikal dosis rendah untuk mengurangi peradangan dan memungkinken penyembuhan.

·       Pencegahan tersier

Penyakit dermatitis atopic adalah penyakit peradangan kulit yang melibatkan perangsangan berlebih limfosit T dan sel mast sama halnya dengan dermatitis kontak namun lebih parah seperti cuaca yang dingin, oleh sebab itu menjauhkan diri dari allergen sangat diperlukan untuk menghindari kekambuhan kembali.



Tanda dan Gejala
Pada wajah, kulit kepala, daerah yang tertutup popok, tangan, lengan, kaki atau tungkai bayi terbentuk ruam berkeropeng yang berwarna merah dan berair.
Dermatitis seringkali menghilang pada usia 3-4 tahun, meskipun biasanya akan muncul kembali

6. AKNE
            Penyakit peradangan kelenjar sebasea yang sering dijumpai dan berkaitan dengan folikel rambut (disebut unit pilosebasea). Berbagai faktor. Penyebab acne sangat banyak (multifaktorial), antara lain : genetik, endokrin (androgen, pituitary sebotropic factor, dsb), faktor makanan, keaktifan dari kelenjar sebacea sendiri, faktor psikis, musim, infeksi bakteri (Propionibacterium acnes), kosmetika, dan bahan kimia lainnya.

Pencegahan :
·       Pencegahan primer
Penggunaan sabun antibakteri setiap mencuci muka pada saat mandi dan menjelang tidur.
·        Pencegahan sekunder
Pemberian obat topikal misalnya benzoid peroksida dan asam retinoat (vitamin A, retin A) digunakan untuk mengeringkan dan menglupaskan kulit.
Untuk mengatasi jerawat.
1.      Ambil 2-3 helai daun pepaya yang sudah tua dan jemur.
2.      Lumatkan daun pepaya tersebut dan diberi air kemudian diperas untuk diambil sarinya.
3.      Oleskan sari daun pepaya tersebut pada jerawat.
Perawatan untuk mengatasi jerawat.
1.      Cucilah lobak secukupnya, kemudian parutlah lobak tersebut dan ambil airnya.
2.      Tambahkan cuka apel sedikit dan campur hingga rata.
3.      Oleskan pada jerawat, diamkan hingga mengering.
4.      Setelah kering, bersihkan dengan air.
5.      Lakukan secara rutin hingga jerawat teratasi.

 Tanda dan Gejala Akne
Pada acne dapat timbul komedo (sumbatan bahan tanduk dalam unit pilosebaseus); papula (komedo tertutup yang pecah); pustula (bentukan padat yang mengalami perlunakan pada puncaknya, dengan mengeluarkan nanah), nodul (dari komedo tertutup–penonjolan pada kulit yang lebih besar dari papula), dan jaringan parut.

7. RUBEOLA (campak)
Suatu penyakit infeksi virus yang ditandai dengan ruam makulopapulaaar eritematosa, mulai dari wajah, badan lalu ekstremitas. Bercak koplik pada mulut 1-3 hari sebelum ruam.


Pencegahan :
      Pencegahan

·        Pencegahan primordial :

Vaksin campak merupakan bagian dari imunisasi rutin pada anak-anak. Vaksin biasanya diberikan dalam bentuk kombinasi dengan gondongan dan campak Jerman (vaksin MMR/mumps, measles, rubella), disuntikkan pada otot paha atau lengan atas.

Jika hanya mengandung campak, vaksin dibeirkan pada umur 9 bulan. Dalam bentuk MMR, dosis pertama diberikan pada usia 12-15 bulan, dosis kedua diberikan pada usia 4-6 tahun. Selain itu penderita juga harus disarankan untuk istirahat minimal 10 hari dan makan makanan yang bergizi agar kekebalan tubuh meningkat.

·         Pencegahan primer :

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

~        Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.

~        Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.

~        Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.

~        Pencegahan dengan vaksinasi menggunakan virus hidup yang telah dilemahkan pada usia 15 bulan setelah kelahiran.



·         Pencegahan sekunder :

Pengobatan dengan antibiotic, Tidak ada pengobatan khusus untuk campak. Anak sebaiknya menjalani istirahat. Untuk menurunkan demam, diberikan asetaminofen atau ibuprofen. Jika terjadi infeksi bakteri, diberikan antibiotik.  



·         Pencegahan tersier :

Pada penderita campak untuk menghindari bertambah parahnya campak atau untuk menghindari suatu kecacatan, penderita sebaiknya selama masih menderita penyakit campak berdiam diri di rumah (dalam artian banyak-banyak istirahat).

Tanda dan Gejala
1.    Letih lesu, mata berair dan meradang, filek serta batuk. Gejala awal ini mirip sekali dengan batuk filek biasa.
2.    Muncul demam yang tinggi , demam bisa mencapai 40 derajat Celcius atau lebih dan kaadaan ini biasanya berlangsung selama 3 sampai dengan 5 hari.
3.    Timbul bercak-bercak (bintikl-bintik) berwarna merah di badan, bercak dalam campak berbeda dengan bercak pada sakit cacar. Bercak timbul pertama kali di bagian belakang telinga, lalu ke bagian wajah, leher dan tangan dan akhirnya bercak menyebar ke seluruh bagian tubuh dan kaki. Saat bercak berwarna kemerahan muncul demam biasanya masih dirasakan penderita sampai dengan 2 hari sesudahnya. Dalam waktu 3 sampai dengan 4 hari bercak ini akan menghilang dengan sendirinya dan berubah warna menjadi kecoklatan.

8. HERPES ZOASTER
            Merupakan radang kulit akut yang menyerang kulit dan mukosa. Kelainan ini merupakan reaktifasi virus yang terjadi setelah infeksi primer dari virus Varicella Zoster.Virus (VZV).

Pencegahan :
·         Pencegahan primordial :

Untuk mencegah herper zoster, salah satu cara yang dapat ditempuh adalah pemberian vaksinasi.Vaksin berfungsi untuk meningkatkan respon spesifik limfosit sitotoksik terhadap virus tersebut pada pasien seropositif usia lanjut.Vaksin herpes zoster dapat berupa virus herpes zoster yang telah dilemahkan atau komponen selular virus tersebut yang berperan sebagai antigen. Penggunaan virus yang telah dilemahkan telah terbukti dapat mencegah atau mengurangi risiko terkena penyakit tersebut pada pasien yang rentan, yaitu orang lanjut usia dan penderita imunokompeten, serta imunosupresi.


·      Pencegahan primer :

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara berikut :

~        Mengenal lebih dalam seluk-beluk penyakit ini.

~        Menjaga kondisi fisik dan menghindari stres psikis.

~        Menjaga mutu gizi dan kondisi badan dengan baik.

~        Imunisasi pasif.

·         Pencegahan sekunder :

      Pengobatan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara untuk mengurangi rasa nyeri dapat diberi analgetik. Sebaiknya, diusahakan agar gelembung-gelembung tidak pecah dan untuk mengurangi rasa gatal diberikan bedak salsil 2% atau bedak kalamin. Bila gelembung pecah atau basah dapat diberikan kompres larutan antiseptik. Apabila terjadi infeksi sekunder dapat diberikan krim antibiotik lokal.

Tanda dan Gejala
Tandanya adalah timbulnya bulatan-bulatan kecil berisi cairan bening. Cairan ini bila pecah dan dibiarkan sampai kering akan terlihat seperti koreng. Karena penyakit herpes merupakan penyakit yang mudah menular, maka sebaiknya segera diobati sebelum menyebar lebih parah.

9. NODUL
Merupakan penyakit kulit yang berbentuk seperti papula, berbentuk kubah, ukuran> 1cm dan lebih dalam. penyebab-penyebab yang paling umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak. Penyebab-penyebab infeksius yang umum dari nodus-nodus limfa yang membengkak adalah virus, bakteri, parasit, dan jamur.
Virus-Virus
·       infectious mononucleosis (mono),
·       chickenpox,
·       measles,
·       HIV,
·       herpes,
·       virus-virus selesma umum,
·       adenovirus, dan
·       banyak virus-virus lain
Pencegahan
·        Pencegahan primordial :

Menjaga kebersihan lingkungan sekitar

·         Pencegahan primer :

Pencegahan penyakit ini dapat dilakukan dengan beberapa cara salah satu contohnya dengan menjada kebersihan diri.

·         Pencegahan sekunder :

Pengobatan penyakit ini tergantung pada penyebabnya :

~        Blastomikosis (didaerah endemis) : ketokonazol, amfoterisin B, itrakonazol.

~        Cryptoccocus (penurunan imunitas yang dimediasi oleh sel) : amfoterisin B, flukonazol.


Tanda dan gejala :
·      Palpitasi
·      Mual
·      Sakit kepala
·      Kelelahan
·      Rasa Sakit/Nyeri - Dada
·      Rasa ringan di kepala
·      Pusing
·      Denyut Jantung Tak Beraturan
·      Sesak Nafas
·      Bicara Cadel
·      Perubahan Suasana Hati
·      Kelupaan
·      Intoleransi terhadap Olah Raga
·      Berkeringat (Berlebihan)

10. PITIRIASIS VERSIKOLOR
            Penyakit jamur superficial yang kronik, biasanya tidak memberikan keluhan yang subyektif, berupa bercak berskuama halus yang berwarna putih sampai coklat hitam sampai coklat hitam, terutama meliputi badan dan kadang-kadang dapat menyerang ketiak, lipat paha, lengan, tungkai atas, leher, muka dan kulit kepala yang berambut.
Pencegahan :
·        Pencegahan primordial :
Menjaga kebersihan lingkungan.
·        Pencegahan primer :
Menjaga kebersihan diri, dengan mandi yang bersih dengan menggunakan sabun.
·         Pencegahan sekunder :
Pengobatan harus dilakukan menyeluruh, tekun dan konsisten. Obat-obat yang dipakai meliputi : suspense selenium sulfide (selsun) dapat dipakai dengan sampo 2-3 kali seminggu. Obat digosokkan pada lesi dan didiamkan selama 15-30 menit sebelum mandi.

Tanda dan Gejala :
Mula-mula timbul lesi kulit berupa bercak eritematosa yang gatal, terutama bila berkeringat. Oleh karena gatal dan digaruk, lesi akan makin meluas, terutama pada daerah kulit yang lembab. Kelainan yang dilihat dalam klinik merupakan lesi bulat atau lonjong, berbatas tegas terdiri atas eritema, skuama, kadang-kadang papula dan vesikel di tepi. Lesi tampak seperti bentukan cincin dengan tepi aktif dan bagian tengah tampak tenang. Lesi-lesi pada umumnya merupakan bercak-bercak terpisah satu dengan yang lain. Kelainan kulit dapat pula terlihat sebagai lesi-lesi dengan pinggir yang polisiklik karena beberapa lesi kulit yang menjadi satu

11. Kandidiasis
            Merupakan penyakit jamur yang bersifat akut atau subakut disebabkan oleh spesies Candida albicans dan dapat mengenai mulut, vagina, kulit, kuku, bronki atau paru, kadang-kadang dapat menyebabkan septicemia, endokarditis, atau meningitis.

Pencegahan :
·       Pencegahan primordial :

Menjaga kebersihan lingkungan.

·       Pencegahan primer :

Menjaga kebersihan diri.

·         Pencegahan sekunder :

Pengobatan yang dapat dilakukan :

1.      Menghindari atau menghilangkan factor predisposisi.

2.      Topikal :

-          Larutan ungu gentian ½-1% untuk selaput lendir, 1-2% untuk kulit, dioleskan sehari 2 kali selama 3 hari.

-          Nistatin : berupa krim, salap, emulsi.

-          Amfoterisin B

-          Grup azol antara lain :

Mikonazol 2% berupa krim atau bedak.

Klotrimazol 1% berupa bedak, larutan dank rim.

Tiokonazol, bufonazol, isokonazol

Siklopiroksolamin 1% larutan, krim

Antimikotik yang lain yang berspektrum luas.

3.      Sistemik

-         Tablet nistatin  untuk menghilangkan infeksi local dalam saluran cerna, obat ini tidak diserap dalam usus.

-        Amfoterisin B diberikan i.v untuk kandidosis sistemik.

-         Untuk kandidosis vaginalis dapat diberikan kotrimazol 500 gr per vaginam dosis tunggal

-         Itrakonazol: bila dipakai untuk kandidosis vulvovaginalis dosis untuk orang dewasa 2 x 100 mg sehari, selama 3 hari. 

 Tanda dan Gejala :
Gejala kandidiasis dapat bervariasi tergantung pada daerah terpengaruh. Infeksi pada vagina atau vulva dapat menyebabkan gatal parah, terbakar, nyeri, iritasi, dan sebuah lapisan putih atau abu-abu tipis. Gejala-gejala ini juga hadir dalam vaginosis bakteri lebih umum. Dalam sebuah penelitian tahun 2002 diterbitkan dalam Journal of Obstetri dan Ginekologi, hanya 33 % wanita yang mandiri untuk mengobati infeksi jamur sebenarnya mengalami infeksi ragi, sementara sebagian besar telah baik vaginosis bakteri atau infeksi tipe campuran. Gejala infeksi pada alat kelamin pria termasuk luka merata merah di dekat kepala penis atau di kulup, gatal parah, atau sensasi terbakar. Kandidiasis pada penis juga dapat memiliki cairan putih, meskipun jarang.


Follow me at @cypptoe
Facebook at Fuji Uji Art-Fleece
Visit juga ni https://www.blogger.com/fujihartoajamana.blogspot.com
SMK KESEHATAN WIRAHUSADA MEDAN